Sabtu, 12 Januari 2013


Tema                           : Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami
Acara                           : Hati ke hati bersama mama dedeh
Tempat                        : ANTV
Waktu dan Tanggal     : 20-09-2012, Kamis jam 06.30 WIB
Penceramah                 : Mama Dedeh

Tanggung Jawab Istri Terhadap Suami

            Didalam rumah tangga, suami memang memiliki kedudukan yang tertinggi. Suami bertanggung jawab terhadap keluarganya. Baik itu memberikan nafkah ataupun menjaga keluarganya dari bahaya. Tapi didalam rumah tangga bukan hanya suami yang memiliki tanggung jawab yang besar melainkan pula seorang istri yang hampir sama memiliki tanggung jawab terhadap suaminya.
Allah Taala berfirman yang bermaksud:

"Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. "

"Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar." (An Nisa : 34)
Hukum Islam menjadikan kewajiban isteri terhadap suami sebanding dengan hak yang diterimanya. Untuk mengimbangi hak-hak isteri yang diterima dari suami, baik yang bersifat materiil maupun immaterial, sudah seharusnya isteri  mengimbanginya dengan kewajiban yang seimbang pula. Menurut ketentuan hukum Islam kewajiban isteri terhadap suami  berupa kewajiban immaterial.
            Tanggung jawab seorang istri terhadap suaminya yaitu selalu bisa memberikan perhatian kepada suami dengan kelembutan. Lalu memberikan atau menyiapkan berbagai kebutuhan suaminya, serta sebagai pengatur urusan di dalam rumah tangga. Dari sinilah kita bisa menilai istri yang shalihah. Sifat istri yang shaliha bisa kita rinci berdasarkan dalil-dalilnya yaitu :
1.      Penuh kasih sayang
2.      Selalu kembali kepada suaminya
3.      Mencari maaf kepada suami
4.      Patuh dan setia kepada suami. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam an-Nisa’: 34:
فالصالحت قانتات حافظات للغيب بما حفظ اللهُ ...
Bentuk kalam dalam firman Alah di atas adalah jumlah khabariyah tetapi maksudnya perintah (amr) kepada isteri agar mentaati dan mematuhi suaminya, menjaga harta suami dan menjaga dirinya diketika suami sedang bepergian.
Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

خَيْرُ النّاسِ مَنْ إِذَا نَظَرَتْ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا اَمَرْتَهَا اَطَاعَتْكَ وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِى نَفْسِهَا وَمَالِكَ (رواه ابوداود)

 “Sebaik-baik isteri ialah apabila engkau memandangnya menggembirakan, aitu menyamai pahalanya pabila engkau menyuruhnya menta’atimu, dan apabila apabila engkau bepergian ia memelihara dirinya dan hartamu”.

Terhadap utusan wanita yang iri terhadap pahala orang laki-laki yang berjihad di jalan Allah, Rasulullah saw menyatakan bahwa menta’ati suami dan mengakui hak-haknya adalah mengimbangi pahala jihad di jalan Allah. Rasulullah saw bersabda:

أَبْلِغِى مَنْ لَقَيْتِ مِنَ النِّسَاءِ أَنَّ طَاعَةَ الزَّوْجِ  وَاعْتِرَافًا بِحَقِّهِ يَعْدِلُ ذَلِكَ وَقَليْلٌ مِنْكُنَّ مَنْ يَفْعَلُهُ

 “Sampaikan kepada wanita yang engkau temui bahwa patuh kepada suami dan mengakui haknya itu menyerupai pahalanya yang demikian itu (berjihad di jalan Allah) saying hanya sedikit dari kalian yang melakukannya

5.      Mengakui dan menghargai kepemimpinan suami dalam rumah tangga. Isteri. Hal ini didasarkan kepada firman Allah swt dalam surat an-Nisa’ ayat 34:
الرجال قوّمون على النّساء بما فضّل الله بعضهم على بعض وبما انفقوا من اموالهم ... (النساء: 34)
Isteri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya, tetapi tidak berarti hak-hak isteri dan kedudukannya sama persis dengan suami, isteri wajib mengakui bahwa suami satu derajat lebih tinggi dan lebih berat tanggung jawabnya.
ولهنّ مثل الذى عليهنّ بالمعروف وللرّجال عليهنّ درجة (البقرة: 228)
“Dan wanita (isteri) mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma’ruf akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari isterinya”.
Kelebihan satu tingkat itu karena suami bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga dan suami berkewajiban member nafkah .

6.      Mengikuti tempat tinggal suami atau tempat tinggal yang ditunjuk suami. Suami berkewajiban menyediakan tempat tinggal.

اسكنوهن من حيث سكنتممن  وجدكم ولا تظآروهن لتضيقوعليهن ... (الطلاق: 6)
Oleh karena itu apabila suami sudah menyediakannya maka isteri wajib mengikutinya selama tidak ada uzur yang menghalanginya.

7.  Mengatur dan menyusun rumah tangga
8.  Berlaku sederhana, hemat, dan pandai menyimpan
9.  Menghormati orang tua dan keluarga suami

Nabi SAW bersabda:
 Yang bermaksud:
"Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Jika 3 hal ini bisa dilaksanakan dengan baik oleh para istri maka niscaya istri tersebut akan dibukakan pintu surga selebar-lebarnya.
            Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda : Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Dimana jika suaminya marah, dia mendatanginya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : aku tidak dapat tidur sebelum engkau ridho.























Tema               : Beramal Karena Allah
Khotib             : Misbakhul Munir
Tempat            : Masjid Al irsyad, dusun kaliasin II, Merak batin, Natar
Waktu                         : Jum’at, 21-09-2012

Beramal Karena ALLAH

            Dalam Beramal kepada Allah swt kita dituntut untuk memiliki keikhlasan. Keikhlasan kita dalam beramal salah satunya akan diuji oleh Allah lewat perjalanan waktu. Sepanjang hidup kita adalah ujian dari Allah swt. Baik ujian yang berupa kesnangan ataupun kesusahan. Begitu juga dalam hal ini adalah ketegaran kita untuk menegakkan kalimat Allah swt dimuka bumi amat sangat diuji.
            Jalan ini bukan jalan pendek yang mudah ditempuh, jalan ini juga bukan jalan yang tidak bisa dilaui tapi justru jalan yang seharusnya dijadikan sebagai pilihan dalam hidup dengan cara ikhlas menghadapinya dan beramal karena Allah SWT.
Bagaimana ikhlas beramal karena Allah.
1.      Beramal karena Mahabbah (cinta) kepada-Nya
2.      Karena syukur atas berbagai nikmat-Nya yang tak terhingga.
3.      Karena sami’na wa atha’na (taat) pada syariah-Nya
4.      Karena raja’ (pamrih) pada rahmat dan janji imbalan-Nya
5.      Karena Khauf (takut) akan ancamannya dan pembalasan adil-Nya.
Maka dengan motivasi diantara kelimanya,berarti seseorang telah ikhlas karena Allah dalam amalnya.
Perlu dipahami bahwa, sebagai dasar dan landasan keikhlasan, kelima factor yang disebutkan itu secara umum berada pada tataran dan peringkat yang sama. Oleh karena itu tidak tepat jika kita mempertentangkan, memperbedakan, atau memperbandingkan antara satu dengan yang lainnya, karena semua adalah berdasarkan perintah Allah dan menurut tuntunan contoh sunnah rasulullah saw.
Sehingga pada dasarnya, tidak ada salah satu diantara kelima factor itu yng secara mutlak lebih atau paling tinggi daripada yang lainnya sebagai penentu tingkat atau penunjuk derajat keikhlasan dalam beramal.
            Jika amal kita karena Allah, Insya Allah perubahan apapun yang dihadapi dalam hidup tidak menjadi penghalang untuk senantiasa beramal sebagaimana aturan-aturan Allah. Karena Allah akan senantiasa ada dan menjadi sanksi. Tidak pernah sedikitpun meninggalkan kita ketika kapanpun dimanapun dan dalam kondisi apapun.
            Untuk itu beramal lah bukan karena kebiasaaan tapi membiasakan apa yang memang sesuai dengan aturan Allah untuk dijalani dan dilakukan semata-mata untuk mengharapkan keRidhoannya.
Seperti Rasulullah SAW yang di siang malamnya dia gunakan untuk mengabdikan hidup beliau menjalankan apa yang diwahyukan Allah kepadanya. Tak henti-hentinya ujian datang dalam hidupnya, termasuk juga dalam memperjuangkan dakwah Islam. Beliau yang sudah dijanjikan syurga oleh Allah, tak sedikitpun mengganggap itu suatu pembebasan bagi dirinya untuk lepas dari penjalanan perintah-perintah Allah. Subhanallah.... bagaimana dengan kita yang belum ada jaminan bagaimana hidup kita di akhirat kelak? 
Dengan jaminan yang diberikan oleh Allah, rasa syukur Rasulullah justru semakin bertambah, dan ketegarannya dalam mengahadapi beratnya ujian hidup semakin tampak dikala dakwah beliau menghadapi berbagai tantangan dari kaum kafir dan penentang agama Allah. Dengan keikhlasan beliau dalam beramal karena Allah dan keyakinan akan kebenaran risalah yang dibawanya, wahyu Allah yang berupa Al Qur'an, beliau mampu melewati panjangnya jalan kehidupan yang harus beliau tempuh, hingga dakwah Islam dimenangkan oleh Allah. Saat itulah perubahan drastis pada kondisi umat terjadi, dari kondisi jahiliah menuju kemuliaan. kesejahteraan hidup terjamin dengan diterapkannya aturan Islam secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan.  Begitu juga dakwah Islam tersebar luas tidak hanya di jazirah Arab tapi juga diseluruh penjuru dunia sebagaimana Islam yang telah sampai kepada kita.
Alhamdulillah…. Segala puji bagi Allah ketika kita telah memilih untuk menjadi bagian dari orang-orang yang mengikuti seruan Rasulullah SAW untuk menempuh jalan kebenaran yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT. Namun, perlu kita sadari bahwa tidaklah cukup dengan hanya berdiam diri mempertahankan apa yang telah didapatkan. Perubahan dalam hidup adalah suatu kepastian. Kita akan dirubah oleh kehidupan atau kita yang akan memberikan perubahan bagi kehidupan agar berjalan sebagaimana yang telah Allah gariskan. Ketika kita tidak mengupayakan perubahan yang lebih baik dalam hidup, baik untuk diri sendiri maupun kemaslahatan ummat, maka yang ada adalah kita menjadi bagian dari orang-orang yang menjalani kehidupan secara linierstagnan atau bahkan mengalami kemunduran.  
Untuk itu, jangan hanya berdiam di satu titik kehidupan adalah suatu modal untuk melakukan perubahan! Potensikan apa yang telah dikaruniakan Allah SWT untuk berfikir dan beramal pada perubahan yang lebih baik dan lebih baik lagi di mata Allah. Upaya kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik di mata Allah masih terbuka di hadapan kita selama kesempatan hidup ini masih diberikan oleh Allah, yaitu sebelum ajal menjemput.   
Sadari bahwa tidak ada yang menjamin eksistensi keimanan dalam diri kita. Ujian dengan berbagai bentuknya akan senantiasa diberikan Allah SWT untuk menjadikan kita sebagai hambanya yang benar-benar mengiklaskan diri beramal karena-Nya dan menjadikan apa yang dibawa oleh Rasulullah sebagai standar dari setiap aktivitas yang dilakukan. Cukuplah Allah sebagai saksi dalam setiap amal yang kita lakukan dan hanya Dia yang kita cari ridha’nya. Semoga keimanan yang bersemayam dalam diri kita senantiasa mengakar kuat hingga akhir menutup mata. Amiin…
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi 18: 28)

























Tema                          : Pahala yang Selalu Mengalir
Sumber                        : Radio Republik Indonesia Bandar Lampung 2012 90.9 FM
Waktu                                     : 27 September 2012, pukul 05.15 WIB

Pahala yang Selalu Mengalir

            Kehidupan didunia ini hanya sementara, setiap makhluk yang hidup pasti mengalami kematian, dan mati merupakan awal dari kehidupan yang baru. Oleh karena ituuntuk kehidupan yang baru nantinya kita mesti memiliki modal. Modal disini dapat diartikan sebagai amalan atau pahala kita saat kita masih hidup didunia. Jadi bahagia atau tidaknya dikehidupan setelah mati tergantung pada amalan atau pahala kita saat kita hidup didunia.
            Ada  beberapa amalan atau pahala yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Inilah yang disebut dengan amalan jariyah. Amalan tersebut terus memproduksi pahala yang terus mengalir kepadanya.
            Ada beberapa macam amal yang tergolong amal jariyah yaitu :
1.      Menyebar luaskan ilmu yang bermanfaat
Ilmu adalah salah satu kunci dan bekal seseorang untuk mencapai kebenaran serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan menuntut ilmu untuk selanjutnya ilmu itu diamalkan demi tegaknya Al Haq (kebenaran). Ilmu merupakan bekal untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan kita baik didunia dan untuk diakhirat kelak. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dengan terus menerus dan disebarkan dengan orang lain untuk diamalkan. Contohnya ceramah, dakwah, dan sebagainya.
Salah satu cara mengamalkan ilmu adalah dengan mengajarkannya pada orang lain sehingga orang lain dengan memahami dan mengamalkan yang kita peroleh. Nabi SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkannya" (HR. Muslim).
Ilmu itu hendaklah seperti air, ia selalu mengalir dan membersihkan yang kotor serta menyuburkan tanah yang tandus. Dengan mengajarkan ilmu diharapkan orang yang diajarkannya dapat menghilangkan sifat-sifat yang buruk dan menumbuhkan sifat-sifat yang baik. Oleh sebab itu belajar dan mengajar dalam ajaran Islam mendapat keutamaan sendiri. Tapi bila seseorang tidak memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan, maka Allah menyediakan siksa
untuknya. Nabi SAW, bersabda;
"Seberat-berat siksaan atas manusia pada hari kiamat adalah orang alim yang tidak mengajarkan ilmunya." (HR Thabrani).
Karena orang yang tidak memanfaatkan ilmunya akan diazab Allah, kita juga jangan berpendapat; "kalau begitu lebih baik saya tidak punya ilmu saja dari pada tidak memanfaatkan". Padahal Allah justru akan mengazab orang-orang yang tidak mau tahu atau tidak mau menuntut ilmu.

2.      Anak yang soleh
Setiap orang tua selalu mendidik anaknya agar menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan didunia. Kebaikan yang diperbuat anak yang saleh pahalanya akan sampai kepada kedua orang tuanya walau orang tuanya telah wafat tanpa mengurangi nilai atau pahala yang diterima oleh anak tersebut. Karena itu pagi siang, sore dan malam kita selalu berdo'a agar Allah menganugerahi keturunan yang shaleh. Namun dalam konsepsi Islam, anak yang shaleh itu bukan sekedar didambakan dan meraihnya hanya dengan do'a.
Tapi RasuluLlah pernah menegaskan:
"Didiklah anak-anakmu dan perbagus adab mereka" (HR. Ibnu Majah)
Dengan begitu, orang tua yang ingin anaknya shaleh, seharusnya dialah yang mendidiknya secara langsung. Kalau kemudian ada lembaga pendidikan Islam. guru ngaji dan sebagainya yang ikut serta mendidik sang anak, itu hanyalah pelengkap, maka orang tua tidak boleh merasa kewajibannya mendidik anak telah gugur karena telah menyekolahkan anaknya di sekolah Islam atau memanggil guru ngaji ke rumah. Ini perlu dipertegas mengingat banyak orang tua yang berprinsip demikian.
Persoalan lain dalam hal pendidikan anak adalah, banyak orang tua yang seolah-olah kehabisan cara menghadapi anak-anaknya. Karena itu, perlu kita simak petunjuk Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya "Tarbiyatul Aulad Fil Islam". Beliau menyebutkan lima metode dalam mendidik anak. 
Pertama, 
Mendidik dengan keteladanan, dalam arti orang tua harus memberikan teladan atau contoh yang baik kepada anak-anaknya, ini berarti, kalau orang tua ingin anaknya menjadi shaleh, orang tuanyalah yang harus lebih dulu shaleh. 
Kedua, 
Mendidik anak dengan pembiasaan yang baik, dalam arti orang tua harus menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak-anaknya, orang tua tidak bisa pakai prinsip, "ah nanti juga kalau sudah besar mereka tahu mana yang baik dan mana yang tidak." Mungkin mereka bisa tahu mana yang baik dan mana yang buruk, tapi mereka tidak mampu melaksanakan yang baik dan meninggalkan yang tidak baik manakala tidak dibiasakan sejak kecil, inilah pentingnya membiasakan hal-hal yang baik kepada anak sejak anak itu kecil.
Ketiga, 
Mendidik dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan dialog tentang berbagai persoalan. Dalam hal ini amat penting orang tua mampu menanamkan pengertian kepada anak-anaknya, dan dialog merupakan cara yang paling tepat, apalagi menghadapi anak yang sudah memasuki usia remaja. Namun saying sekali, karena kesibukan orang tua, justru suasana yang biologis kurang tercipta pada keluarga-keluarga kita sekarang ini.
Keempat, 
Mendidik dengan memberikan pengawasan dan nasehat. Dalam era sekarang. Pengawasan dari orang tua terhadap anak-anaknya sediperlukan, sehingga orang tua tahu perkembangan jiwa atau kepribadian anaknya dari waktu kewaktu. Kalau orang tua tahu perkembangan jiwa anaknya, maka ia tahu perkembangan jiwa anaknya, maka ia tahu nasihat apa yang harus diberikan kepada mereka.
Kelima, 
Mendidik dengan memberikan hukuman, ini dilakukan bila cara-cara yang lemah lembut tidak membuat si anak berubah ke arah yang lebih baik. Namun menghukum anak tidak selalu dalam bentuk hukuman fisik, tapi lakukanlah dengan cara-cara yang sifatnya edukatif (mendidik), misalnya biasanya si anak di beri uang jajan sehari Rp. 500,- tapi karena si anak bagun tidurnya
kesiangan dan tidak shalat shubuh, maka uang jajannya dipotong menjadi Rp. 250,- Tiap orang tua tentu lebih tahu, hukuman apa yang lebih tepat untuk anak-anaknya.
Dengan demikian, ternyata untuk meraik kebahagiaan di akhirat bukanlah persoalan sederhana, karena itu diperlukan keseriusan dan kesungguhan menunjukan identitas keislaman kita di manapun kita berada.

3.      Membangun Masjid
Orang yang membangun masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang berada dimasjid itu.

4.      Mati syahid
Mati syahid adalah bila seseorang meninggal dalam perjuangan menegakkan agama islam (ALLAH), Mati syahid.  Mati syahid juga berarti  adalah kematian yang dicapai tatkala seseorang tengah berjuang menegakan kalimat Allah. Begitu mulianya mati syahid sehingga seorang mu'min yang sebenar-benarnya, di manapun ia berada selalu mendambakannya. Para syuhada di dalam akhirat mendapatkan kenikmatan yang luar biasa, mereka pasti meraih syurga yang dijanjikan Allah, sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka, mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh, itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an". (QS At-Taubah ayat 111).
Oleh sebab itu setiap kita seharusnya tidak segan-segan berjuang di jalan Allah untuk menegakkan kalimat-Nya. Manakala seorang punya kedudukan, kesempatan dan kemampuan seharusnya dimanfaatkannya untuk itu. misalnya berperang dalam kebajikan untuk mempertahankan agama Allah.

5.      Sedekah (Amal Jariyah)
Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Memperbanyak harta merupakan salah satu kesenangan manusia, Allah memang mempersilahkan manusia untuk mencari harta sebanyak mungkin, tapi dari sekian banyak harta yang didapatkan, sebagai muslim kita berkewajiban mengeluarkan sebagian kecilnya untuk kepentingan Islam serta ummatnya.
Kasadaran ini harus terus dipupuk karena pembangunan Islam dan ummatnya tidak lepas dari keterikatan pada dana yang didapat dari kesadaran bershadaqah. Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan untuk mewujudkan kesadaran bershadaqah manakala ingin meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Tapi bila tetap bermegah-megahan dengan harta dan tidak mau
menshadaqahkannya, maka azab Allah menanti, sebagaimana firman-Nya:
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat dan pencela. Yang mengumpulkan harta dan menhitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.Sekali-kali tidak ! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan kedalam huthomah, Dan tahukah kamu apa huthomah itu, (yaitu) api (yang disediakan) Allah, yang dinyalakan. Yang (naik) sampai ke hati." (QS al Humazah: 1 - 7)
Bila shadaqoh telah dikeluarkan, baik dalam bentuk uang maupun barang, maka orang yang mengeluarkannya manakala betul-betul ikhlas akan meraih pahala, sebab uang serta barangnya itu terus berguna bagi kepentingan Islam dan ummatnya.

6.      Membangun Rumah atau Pondokan
Bagi orang-orang yang berpergian untuk kebaikan, setiap orang yang memanfaatkannya baik untuk istirahat sebentar maupun untuk berpengalaman dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.
Tema                           : Anak adalah segalanya
Acara                           : Hati ke hati bersama mama dedeh
Tempat                        : ANTV
Waktu dan Tanggal     : 11 Oktober 2012, Kamis jam 06.30 WIB
Penceramah                 : Mama Dedeh

Anak Adalah Segalanya

            Sesungguhnya nikmat yang diberikan Allah swt tidak terhitung. Dan diantara nikmat-nikmat yang sangat agung dan mulia adalah nikmat anak. Allah swt berfirman : “Harta dan anak-anak adalah perluasan kehidupan didunia”. Nikmat yang sangat agung ini adalah merupakan satu amanah dan tanggung jawab bagi orang tua dan nantinya akan ditanyakan atau dipertanggung jawabkan bagi orang tua dan nantinya akan ditanyakan atau dipertanggung jawabkan tentang nikmat tersebut pada hari kiamat kelak.
Secara naluri orang tua dengan suka rela mau mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dari kedua orang tuanya. 
            Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya, akan tetapi betapa cepat seorang anak melalai-kan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya disibukkan dengan isteri dan anak sehingga para bapak tidak perlu lagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajib-an mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.
Kebanyakan anak-anak dizaman sekarang tidak bermoral hanya karena orang tuanya (mereka) tidak peduli terhadap apa yang terjadi pada anak tersebut. Sehingga orang tua tidak bisa mengambil manfaat dari anak dan anakpun tidak bisa atau tidak akan memberikan manfaat kepad
Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Kenyataannya banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik putra-putrinya.a orang tua saat mereka besar kelak.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang mungkin Anda tidak sadari terjadi dalam mendidik anak Anda :

1.      Kurang Pengawasan
Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Nah sekarang tahu kan, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian.
2. Gagal Mendengarkan
Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata yang lembam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.
3. Jarang Bertemu Muka
Menurut Billingham, orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda.
4. Terlalu Berlebihan
Menurut Judy Haire, “banyak orang tua menghabiskan 100 km per jam mengeringkan rambut, dari pada meluangkan 1 jam bersama anak mereka”. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh.
5. Bertengkar Dihadapan Anak
Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orang tua bertengkar didepan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orang tua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.


6. Tidak Konsisten
Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak.
7. Mengabaikan Kata Hati
Menurut Lisa Balch, ibu dua orang anak, “lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa mengabaikan juga suara-suara disekitarnya yang melemahkan. Saya banyak belajar bahwa orang tua seharusnya mempunyai kepekaan yang tajam tentang sesuatu”.
8. Terlalu Banyak Nonton TV
Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun menonton 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua. Orang tua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik.
9. Segalanya Diukur Dengan Materi
Menurut Louis Hodgson, ibu 4 anak dan nenek 6 cucu, “anak sekarang mempunyai banyak benda untuk dikoleksi”. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak Anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.
10. Bersikap Berat Sebelah
Beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya didepan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan Anda. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.
Inilah hal yang memungkinkan untuk anak bias bersikap yang tidak baik kepada orang tua.
            Landasan utama dalam pendidikan anak-anak adalah menanamkan nilai-nilai ubudiyah (Peribadahan) kepada Allah swt dalam hati mereka serta memelihara dan menjaganya dalam diri mereka. Dan juga menanamkan nilai moral, akhlak dan kepribadian baik yang diridhoi Allah swt agar anak tersebut menjadi anak yang soleh yang bisa membuat kedua orang tuanya bangga, bahagia dan bisa memberikan amalan jariyah kepada kedua orang tuanya.
            Jadi kedua orang tua harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Karena teladan yang baik itu merupakan (sarana) tarbiyah yang sangat penting. Anak-anaknya pasti akan mengikuti kelakuan kedua orang tuanya.
            Maka dari itu, sebagai orang tua kita harus terus waspada jangan sampai anak kita sampai tersesat kejalan yang salah yaitu kejalan kemungkaran. Jadilah anda sebagai teman bagi mereka dan ajak mereka kejalan yang telah Allah ridhoi karena anak adalah segalanya bagi kita.























 Tema                          : Orang tua diktator
Acara                           : Hati ke hati bersama mama dedeh
Tempat                        : ANTV
Waktu dan Tanggal     : 18 Oktober 2012, Kamis jam 06.30 WIB
Penceramah                 : Mama Dedeh

Orang Tua Diktator

Kediktatoran dalam keluarga bukanlah barang yang langka terjadi. Banyak sekali kehancuran dalam keluarga seperti terjadi perceraian atau anak-anak minggat dari rumah karena kediktatoran yang terjadi. Orang tua, terutama Bapak sering merasa bahwa di rumah hanya katanya yang patut didengar. Bila si Bapak mengatakan tidak, maka seisi rumah harus patuhnya. Meskipun terkadang apa yang dilarang itu akan membawa kebaikan kepada keluarganya. Tetapi karena sikap diktator itu maka semuanya merugi.
            Semua orang tua pasti ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Mereka juga pasti ingin memberikan sesuatu dari hal kecil sampai hal besar untuk membuat buah hatinyabahagia. Tetapi permasalahannya terkadang cara pandang orang tua dan anaknya berbeda. Dan inilah yang menjadi awal konflik antara anak dan orang tua.
            Banyak orang tua yang mempunyai prinsip bahwa anak harus patuh setiap apa yang dianjurkan kedua orang tua. Namun bagi anak, itu bukan merupakan anjuran melainkan keharusan (wajib) bagi seorang anak. Jadi bagi orang tuanya anak tersebut wajib menjalankan semua apa yang sudah diperintahkan oleh orang tuanya.
Salah satu penyebab munculnya kediktatoran dalam keluarga adalah karena orang tua (bisa Bapak atau Ibu) tidak mau mendengar penjelasan dari anggota keluarganya.Sebab banyak orang tua yang merasa dirinya paling benar. Meskipun, dalam hal-hal tertentu orang tua memang orang yang paling benar. Tetapi ada hal-hal lain yang terkadang persepsi seperti itu salah.
Hanya saja karena tidak mau mendengar penjelasan dari anggota keluarga terutama anak-anaknya maka kemudian semuanya terjadi friksi yang melebar. Meskipun pada hal-hal tertentu anak-anak atau anggota keluarga juga harus mau mendengar apa yang diingini oleh orang tua. Sehingga tidak ada yang merasa paling benar. Dalam hal ini kuncinya adalah komunikasi. Bila komunikasi dua arah tidak berjalan dengan baik maka itu adalah bibit-bibit dari kemunculan kediktatoran dalam keluarga.
Selain kehancuran keluarga, hal lain yang paling merugi akibat adanya kediktatoran adalah munculnya sifat minder pada diri anak-anak. Anak yang sering tertekan dalam keluarga biasanya sulit untuk berekspresi seperti anak-anak yang lain. Mereka takut dan was-was apa yang dilakukannya itu salah dimata orang tuanya.
Selain sulit untuk berekspresi juga mereka yang selalu hidup dalam tekanan adalah kebanyak kurang mampu mengeluarkan pendapat baik di sekolah maupun ditempat-tempat lain. Meskipun anak-anak itu pinter atau memiliki indeks prestasi yang baik disekolah.
            Contohnya yang sering kita dengar adalah masalah perjodohan yang dilakukan orang tua. Orang tua apabila menentukan jodoh kepada anaknya harus melihat dri bibit, bebet, bobotnya. Yang artinya untuk memilih jodoh harus berdasarkan asal-usul, keturunan, juga derajat keluarganya. Dengan harapan anaknya nanti tidak kecewa dikemudian hari. Karena pernikahan hanya dilakukan sekali seumur hidup.
            Dalam hal perjodohan ini masih biasa. Yang leih parah apabila kedua orang tuanya masih mengatur kehidupan anaknya walaupun anaknya tersebut sudah berumah tangga. Hal ini yang masih sering terjadi dikehidupan sekarang. Tetapi bersikaplah demokratis sehingga anak bisa mengutarakan alasan ketika dia menmutuskan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan jalan pikiran anda sebagai orang tua.
Bila seorang anak sudah sampai bersikap seperti maka ini sangat berbahaya terutama bagi perkembangan dirinya. Bisa jadi itu akan terjadi sampai si anak dewasa. Akibatnya, jadilah dia anak yang kuper. Hanya gara-gara orang tuanya berkelakuan diktator.
Orang tua harus menyadari, bahwa meskipun anak-anaknya diberikan pendidikan yang luar biasa bagusnya. Tetapi terkadang itu tidak akan pernah dapat mengali potensi anak –anaknya secara maksimal. Sebab semua itu sangat tergantung terlebih dahulu pada bagaimana pendidikan dalam keluarga.
Hal  yang mungkin orang tua lupa adalah menginginkan anaknya menjadi anak yang lebih baik, sisiplin, soleh, dll. Tetapi orang tuanya tidak memberikan teladan yang baik. Jika ingin anak anda menjadi anak yang baik yang selalu kalian inginkan maka jadilah anda figur orang tua yang baik berika contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena fakta membuktikan anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Bukan yang diucapkan orang tuanya. Jangan suka memerintah tetapi berikan contoh. Lakukan hal ini dari dini ketika anak anda masih kecil.
Karena itu, maka janganlah menjadi orang tua yang dictator. Terutama kepada Bapak-bapak, karena yang sering berlaku diktator dalam keluarga adalah kaum bapak-bapak.Tidak akan kurang sedikitpun bila sikap dictator harus disingkirkan dalam kelaurga. Sebab banyak bukti, keluarga yang penuh rasa saling menghormati, terlihat kehidupan mereka begitu indah. Banyak anak-anak yang selalu tertekan dalam kelurga selalu mengimpikan situasi seperti itu.
            Satu hal yang penting diingat terutama oleh seorang Bapak  bahwa jangan sampai seorang anak memberi stempel yang tidak bagus kepada bapaknya sabagai Bapak Diktator.
Tema               : Syahadat
Khotib             : Hasan Syukur
Tempat            : Masjid Nurul Iman, Untung Suropati, Bandar Lampung
Waktu                         : Jum’at, 19 Oktober 2012

Syahadat

            Bagi seorang muslim, tidak ada kalimat yang lebih berharga selain kalimat syahadat. Tiap kali bertemu dengan Allah kita kembali menegaskan komitmen untuk taat kepadanya melalui kalimat syahadat ini. Kalimat inilah sebagai pintu menuju untuk masuk islam atau pintu untuk mendapatkan kebahagiaan.
Syahadat sangat penting bagi seorang muslim. Selain sebagi pintu masuk ajaran Islam, pemahaman seorang muslim sangat tergantung pada seberapa dalam ia memahami makna syahadat. Dalam sejarah nabi dan Rasul, syahadat inilah kalimat yang diperjuangkan dan kalimat inilah yang menjadi penggerak dakwah para nabi dan rasul. Syahadat merupakan ruh, landasan, dan inti dari semua ajaran Islam. Oleh sebab itu, sangat penting memahami pentingnya syahadat bagi seorang muslim.
            Ketika Rasulullah saw mulai berdakwah, kalimat inilah pembuka syiar pertama. Ada 5 urgensi syahadat yaitu :
1.      Sebagai pintu gerbang masuk kedalam bangunan islam dengan menyatakan syahadat. Tanpa mengucapkan kalimat syahadat maka amal baikyang dikerjakan bagaikan abu atau fatamorgana yang terlihat tapi tidak ada.
  • Sahnya iman seseorang adalah dengan menyebutkan syahadatain
  • Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahadatain
  • Syahadatain membedakan manusia kepada muslim dan kafir
  • Pada dasarnya setiap manusia telah bersyahadat Rubbubiyah di alam arwah, tetapi ini saja belum cukup, untuk menjadi muslim mereka harus bersyahadat Uluhiyah dan syahadat Risalah di dunia.

2.      Kalimat syahadat merupakan inti ajaran islam. Pemahaman muslim terhadap islam tergantung pada pemahamannya pada syahadat. Konsep ibadah, akhlak dan syariat kesemuanya mengacu pada kalimat syahadat ini.
·            Ada 3 hal prinsip syahadatain:
1.         Pernyataan Laa ilaha-illallah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah kepada Allah sahaja. Melaksanakan minhajillah merupakan ibadah kepadaNya.
2.         Menyebut Muhammad Rasulullah adalah tauladan dalam mengikuti MinhajilLah.
3.         Penghambaan kepada Allah meliputi seluruh aspek kehidupan. Syahadatain mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakatnya.
3.      Kalimat syahadat merupakan landasan perubahan. Syahadat mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran atau pun jalan hidupnya. Perubahan ini menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia baik bagi dirinya maupun masyarakat.
  • Syahadatain mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, maupun jalan hidupnya. Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat.
  • Ada perbedaan penerimaan syahadatain pada generasi pertama umat Muhammad dengan generasi sekarang. Perbedaan tersebut disebabkan pemahaman terhadap makna syahadatain secara bahasa dan pengertian, sikap konsisten terhadap syahadat tersebut dalam pelaksanaan ketika menerima mahupun menolak.
  • Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima syahadatain. Sehingga mereka yang tadinya bodoh menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat menjadi taqwa dan abid, yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya bermusuhan menjadi bersaudara di jalan Allah.
  • Syahadatain dapat merubah masyarakat dahulu maka syahadatain pun dapat merubah umat sekarang menjadi baik.

4.      Kalimat syahadat merupakan inti atau harekat dakwah para rasul. Setiap rasul, dari nabi adam as sampai nabi muhammad saw selalu membawa misi dakwah yang sama yaitu syahadat.
  • Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad SAW membawa misi dakwahnya adalah syahadat
  • Makna syahadat yang dibawa juga sama yaitu Laa ilaaha ilallah
  • Dakwah Rasul sentiasa membawa umat kepada pengabdian Allah saja

5.      Kalimat syahadat memiliki keutamaan yang besar.
  • Banyak pahala-pahala yang diberikan oleh Allah dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw.
  • Ganjaran/Balasan dapat berupa material ataupun moral. Misalnya kebahagiaan di dunia dan di akhirat, rezeki yang halal dan keutamaan lainnya
  • Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan implikasi syahadat dalam kehidupan sehari-hari
Tema                          : Kunci kebahagiaan yang hakiki
Sumber                        : Radio Republik Indonesia Bandar Lampung 2012 90.9 FM
Waktu                                     : 1 November 2012, pukul 05.15 WIB

Kunci Kebahagiaan Yang Hakiki

Semua orang didunia ini jelas ingin hidup bahagia baik didunia maupun diakhirat kelak. Tapi sedikit yang berusaha melakukan sebab-sebab bagi tercapainya suatu kebahagiaan. Dengan kata lain, mereka tak mau menyentuh kunci bahagia yang telah Allah siapkan kepada kita.
Sesungguhnya kebahagiaan hidup dalam pandangan Islam tidak berkutat pada sisi materi saja. Walaupun Islam mengakui kalau materi menjadi bagian dari unsur kebahagiaan itu sendiri. Di mana dalam pandangan Islam, masalah materi hanya sebagai sarana saja, bukan tujuan. Oleh karenanya, Islam memberikan perhatian sangat besar pada unsur ma'nawi seperti memiliki iman dan budi pekerti yang luhur sebagai cara mendapatkan kebahagiaan hidup. Hal telah ditunjukkan oleh beberapa nash syar'i, seperti firman Allah:
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ  وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
"Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan." (QS. An-Nakhl: 5-6)
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS. Al-A'raf: 32)
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Di antara unsur kebahagiaan anak Adam adalah istri shalihah, tempat tinggal luas, dan tunggangan yang nyaman." (HR. Ahmad)
Sesungguhnya ada banyak sekali kunci bahagia yang seharusnya bias kita gunakan untuk hidup didunia dan untuk diakhirat kelak. Kunci-kunci bahagianya yaitu :

1.      Iman kepada Allah dan beramal shaleh
Pengaruh iman dalam kehidupan sangat nyata sekali. Dengan beriman kita akan memiliki suatu kepercayaan dan kita pula memiliki tujuan untuk hidup. Dengan beramal shaleh kita akan menambahkan sifat kebahagiaan yang banyak. Dengan beramal shaleh niscaya kita akan mendapatkan kebahagiaan. Ketentraman dan sifat baik lainnya. Dengan iman yang sempurna, bersih dari kotoran dosa,- maka dia akan merasakan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Dia tidak akan galau dan penat dalam menghadapi ujian hidup, sebaliknya dia ridha terhadap takdir Allah pada dirinya. Sehingga dia akan bersyukur terhadap kebaikan dan bersabar atas bala'.
Ketundukan seorang mukmin kepada Allah membimbing ruhaninya untuk lebih giat bekerja karena merasa hidupnya memiliki makna dan tujuan yang berusaha diwujudkannya. Allah berfirman,
   الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam: 82)
2.      Beriman Kepada Qadha dan Qadhar
Baik buruknya semua adalah datangnya dari Allah. Ketahuilah bila ada musibah yang menimpa dirimu, maka itu bukanlah kesalahanmu, dengan kata lain, kesalahan yang kamu lakukan tidak mesti menyebabkan musibah bagi dirimu didunia karena semua telah ada dalam ketentuan Allah. Ridho dengan bahagiaan rezeki dari Allah dan menerima berbagai kemungkinan yang telah ditimpahkan Allah padanya. Maka, siapa saja yang tidak beriman pada qada dan qadar ia pasti hancur.
3.      Faham Ilmu Syariat
Para ulama yang mengenal Allah, merekalah orang-orang yang berbahagia. Mereka tidak memikirkan kecuali tentang berbagai ilmu yang diberikan Allah padanya.
4.      Banyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an
Allah berfirman : Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah akan tenanglah hati (Ar Rad : 28). Orang yang selalu berdzikir dan mengingat Allah akan bahagia dan tenang hatinya.
Sesungguhnya keridhaan hamba tergantung pada tempat bergantungnya. Dan Allah adalah Dzat yang paling membuat hati hamba tentram dan dada menjadi lapang dengan mengingat-Nya. Karena kepada-Nya seorang mukmin meminta bantuan untuk mendapatkan kebutuhan dan menghindarkan dari mara bahaya. Karena itulah, syariat mengajarkan beberapa dzikir yang mengikat antara seorang mukmin dengan Allah Ta'ala sesuai tempat dan waktu, yaitu ketika ada sesuatu yang diharapkan atau ada sesuatu yang menghawatirkannya. Dzikir-dzikir tadi mengikat seorang hamba dengan penciptanya sehingga dia akan mengembalikan semua akibat kepada yang mentakdirkannya.
Berikut ini beberapa nash yang menunjukkan hubungan dzikir dengan kebahagiaan seorang hamba.
- Firman Allah Ta'ala:
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Al Ra'du: 28)
- Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada seorang muslim ketika menikah.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
"Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabi'at yang dia bawa, dan aku berlindung dari keburukannya dan keburukan tabi'at yang dia bawa." (HR. Abu Daud no 2160, Ibnu Majah no1918 dan al Hakim).

5.      Berbuat baik kepada sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang harus melakukan interaksi dengan makhluk sebangsanya. Dia tidak mungkin hidup sendiri tanpa memerlukan orang lain dalam memenuhi seluruh kebutuhannya. Jika bersosialisasi dengan mereka merupakan satu keharusan, sedangkan manusia memiliki tabiat dan pemikiran yang bermacam-macam, maka mungkin sekali akan terjadi kesalahpahaman dan kekhilafan yang membuatnya sedih. Jika tidak disikapi dengan bijak maka interaksinya dengan manusia akan menjadi sebab kesengsaraan dan membawa kesedihan dan kesusahan. Karena itulah, Islam memberikan perhatian besar terhadap akhlak dan pembinaannya. Hal ini dapat kita saksikan dalam beberapa ayat dan hadits berikut ini:
- Firman Allah dalam menyifati Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al Qalam: 4)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159)
- Perintah Allah kepada kaum mukminin agar tolong menolong dalam kebaikan,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah: 2)
Ini adalah fakta, orang yang selalu berbuat baik kepada manusia dialah orang yang paling berbahagia serta yang paling diterima hidupnya diatas bumi.
Itu mungkin hanya beberapa kunci dari berbagai macam kunci kebahagiaan yang bisa kita gunakan untuk membuat hidup kita didunia menjadi bahagia. Mudah-mudahan kita mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan angan-angan dan juga bukan sekedar pembicaraan.
Kebahagiaan yang paling ditekankan Islam adalah kebahagiaan akhirat, namun bukan berarti kebahagiaan dunia ditelantarkan. Tidak, bahkan kebahagiaan di dunia ini berusaha diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya. Yakni dengan mengabdikan diri kepada Allah semata sebagai panggilan dari fitrah diri manusia yang ia diciptakan di atasnya. Sehingga dengan itu akan mendapat ketenangan dan ketentraman. Dan ini menjadi kunci utama tercapainya kebahagiaan, sampaipun dalam musibah dan bencana. Ia jadikan musibah tersebut menjadi ladang untuk mendapatkan keutamaan dan pahala besar yang menjaminnya masuk dalam surga, yakni dengan sabar. Dan tidaklah seseorang mendapatkan surga akhirat sebelum ia mendapatkan surga dunia dalam ibadahnya. Wallahu Ta'ala a'lam.
















Tema               : Cabang-Cabang Iman
Khotib             : Muis Imran
Tempat            : Masjid Nurul Iman, Untung Suropati, Bandar Lampung
Waktu                         : Jum’at, 2 November 2012

Cabang-Cabang Iman

            Iman berarti kepercayaan. Iman bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berprilaku. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan tersebut. Iman bukan hanya dipercaya atau diucapkan melainkan bersatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
            Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda : “Iman itu lebih dari enam puluh cabang-cabang yang paling utama adalah ucapan. “Laa ilaaha ilallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalan (Hr Muslim). Iman memiliki cabang-cabang. Cabang-cabangnya ini adalah sebagai berikut :
1.      Amalan Hati
Amalan hati adalah yang berupa i’tikad dan niat. Dan ia terdiri dari empat sifat : iman kepada Allah masuk didalamnya iman kepada dzat dan sifat-sifatnya serta pengesaan. Dan juga beritikad bahwa selainnya adalah baru . Beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-malaikat, kitab-kitab dan para rasul-Nya. Beriman kepada qadar (ketentuan) Allah, yang baik mau-pun yang buruk. Beriman kepada hari Akhirat: Termasuk di dalamnya pertanyaan di dalam kubur, kenikmatan dan adzab-Nya, kebangkitan dan pengumpulan di Padang Mahsyar, hisab (perhitungan amal), mizan (tim-bangan amal), shirath (titian di atas Neraka), Surga dan Neraka. Kecintaan kepada Allah, cinta dan marah karena Allah. Kecintaan kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa salam dan yakin atas keagungan beliau, termasuk di dalamnya bershalawat atas Nabi Shallallaahu 'alaihi wa salam dan mengikuti sunnahnya. Ikhlas, termasuk di dalamnya meninggalkan riya dan nifaq. Taubat dan takut, berharap, syukur dan menepati janji, sabar, ridha dengan qadha dan qadhar, tawakkal, kasih sayang dan tawadhu (rendah hati), termasuk di dalamnya menghormati yang tua, mengasihi yang kecil, meninggalkan sifat sombong dan bangga diri, meninggalkan dengki, iri hati dan emosi.
2.      Perbuatan lisan
Ia terdiri dari 7 cabang : mengucapkan kalimat tauhid, yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa muhammad adalah utusan Allah. Membaca Al-Qur’an. Belajar ilmu mengajarkannya, berdoa dan berdzikir termasuk didalamnya.
3.      Amalan Badan
Ia terdiri dari 40 cabang contohnya yang berkaitan dengan materi, yang berkaitan dengan nafsu dan yang berkaitan dengan hal-hal umum lain.
a.     Yang berkaitan dengan materi
Bersuci baik secara lahiriyah maupun hukumiah: termasuk di dalamnya menjauhi barang-barang najis, menutup aurat, shalat fardhu dan sunnat, zakat, memerdekakan budak.
Dermawan: termasuk di dalamnya memberikan makan orang lain, memuliakan tamu. Puasa baik fardhu maupun sunnat, i'tikaf, mencari lailatul qadar, haji, umrah dan thawaf.
Lari dari musuh untuk mempertahankan agama: termasuk di dalamnya hijrah dari negeri musyrik ke negeri iman. Memenuhi nadzar, berhati-hati dalam soal sumpah (yakni bersumpah dengan nama Allah secara jujur, hanya ketika sangat membutuhkan hal itu), memenuhi kaffarat (denda), misalnya kaffarat sumpah, kaffarat hubungan suami-istri di bulan Ramadhan.

b.    Yang berkaitan dengan nafsu
Ia terdiri dari enam cabang: menjaga diri dari perbuatan maksiat (zina) dengan menikah, memenuhi hak-hak keluarga, berbakti kepada kedua orang tua: termasuk di dalamnya tidak mendurhakainya, mendidik anak.
Silaturahmi, taat kepada penguasa (dalam hal-hal yang tidak merupakan maksiat kepada Allah), dan kasih sayang kepada hamba sahaya.

c.     Yang berkaitan dengan hal-hal umum
Ia terdiri dari tujuh belas cabang: menegakkan kepemimpinan secara adil, mengikuti jamaah, taat kepada ulil amri, melakukan ishlah (perbaikan dan perdamaian) di antara manusia termasuk di dalamnya memerangi orang-orang Khawarij dan para pemberontak. Tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, termasuk di dalam-nya amar ma'ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran), melaksanakan hudud (hukuman-hukuman yang telah ditetapkan Allah).
Jihad, termasuk di dalamnya menjaga wilayah Islam dari serangan musuh, melaksanakan amanat, di antaranya merealisasikan pembagian seperlima dari rampasan perang: Utang dan pembayaran, memuliakan tetangga, bergaul secara baik, termasuk di dalamnya mencari harta secara halal. Menginfakkan harta pada yang berhak, termasuk di dalamnya meninggalkan sikap boros dan foya-foya. Men-jawab salam, mendo'akan orang bersin yang mengucapkan alham-dulillah, mencegah diri dari menimpakan bahaya kepada manusia, menjauhi perkara yang tidak bermanfaat serta menyingkirkan kotoran yang mengganggu manusia dari jalan.

Hadits di muka menunjukkan, bahwa tauhid (kalimat laa ilaaha illallah) adalah cabang iman yang paling tinggi dan paling utama. Oleh karena itu, para da'i hendaknya memulai dakwahnya dari cabang iman yang paling utama, kemudian baru cabang-cabang lain yang ada di bawahnya. Dengan kata lain, membangun fondasi terlebih dahulu (tauhid), sebelum mendirikan bangunan (cabang-cabang iman yang lain). Mendahulukan hal yang terpenting,
kemudian disusul hal-hal yang penting.
Tauhid adalah yang mempersatukan bangsa Arab dan bangsa asing lainnya atas dasar Islam. Dari persatuan itu, tegaklah daulah islamiyah sebagai daulah tauhid. 
























Tema               : Saat Musibah Datang Menimpa
Khotib             : Wahyu Husein
Tempat            : Masjid Nurul Iman, Untung Suropati, Bandar Lampung
Waktu                         : Jum’at, 9 November 2012

Saat Musibah Datang Menimpa

            Musibah demi musibah datang silih berganti, terkadang berupa kemarau panjang, angin ribut, banjir, gempa dan lain-lain. Namun sangat disayangkan manusia memandang hal tersebut dengan sebelah mata, mereka mengira musibah itu hanyalah bencana alam biasa.
Akhir-akhir ini banyak terjadi bencana yang datang silih berganti. Tsunami, gempa, badai dan banjir menyerang manusia. Kejadian ini menjadikan sebagian mereka berburuk sangka terhadap Allah karena telah menurunkan bencana.
Namun orang-orang yang beriman menganggap bahwa bencana itu merupakan ujian dari Allah semata. Memang, bencana pada dasarnya memiliki dua alternatif. Pertama, ujian keimanan bagi kaum Mukminin sebagaimana Firman Allah, Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesung-guhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
            Mereka tidak melihat dibalik semua itu dan tanpa menjadikannya sebagai pelajaran, sehingga musibah saja tetap berada diatas maksiat dan penyimpangan. Padahal, musibah yang menimpa manusia adalah karena maksiat yang dijalankannya. Karena mengingatkan perintah Allah dan beralih menjalankan atau mengerjakan larangan-larangannya dan melanggar batasan-batasannya.
Jika seorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah subhanahu wata’ala dan akan kembali kepada-Nya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Kalimat istirja' ini merupakan penyembuh dan obat paling mujarab bagi orang yang sedang tertimpa musibah. Dia memberikan manfaat baik dalam waktu dekat maupun di waktu yang akan datang. Kalimat tersebut memuat dua prinsip yang sangat agung. Jika seseorang mampu merealisasikan dan memahami keduanya maka dia akan terhibur dalam setiap musibah yang menimpanya. 

Dua prinsip tersebut adalah :
Pertama; Bahwasanya manusia, keluarga dan harta pada hakikatnya adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Dia bagi manusia tidak lebih hanya sebagai pinjaman atau titipan, sehingga jika Allah subhanahu wata’ala mengambilnya dari seseorang maka ia ibarat seorang pemilik barang yang sedang mengambilnya dari si peminjam. Demikian juga manusia diliputi oleh ketidak punyaan, sebelumnya (ketika lahir) dia tidak memiliki apa-apa dan setelahnya (ketika mati) ia pun tidak memiliki apa-apa lagi. 

             Dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seorang hamba tidak lebih hanya seperti barang pinjaman dan titipan yang bersifat sementara. Seorang hamba juga bukanlah yang telah menjadikan dirinya memiliki sesuatu setelah sebelumnya tidak punya. Dan diapun bukanlah menjadi penjaga terhadap segala miliknya dari kebinasaan dan kelenyapan, dia tak mampu untuk menjadikan miliknya tetap terus abadi. Apapun usaha seorang hamba tidak akan mampu untuk menjadikan miliknya kekal abadi, tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai pemilik hakiki. 

            Dan juga seseorang itu harus membelanjakan miliknya berdasarkan perintah pemiliknya, memperhatikan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Dia membelanjakan bukan sebagai pemilik, karean Allah-lah Sang Pemilik, maka tidak boleh baginya membelanjakan titipan itu kecuali dalam hal-hal yang sesuai dengan kehendak Pemilik Yang Hakiki. 

            Ke dua; Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Pemilik yang Haq. Dan seseorang sudah pasti akan meninggalkan dunia ini lalu menghadap Allah subhanahu wata’ala sendiri-sendiri sebagaimana ketika diciptakan pertama kali, tidak memiliki harta, tidak membawa keluarga dan anak istri. Akan tetapi manusia menghadap Allah dengan membawa amal kebaikan dan keburukan. 

            Jika awal mula dan kesudahan seorang hamba adalah demikian maka bagaimana dia akan berbangga-bangga dengan apa yang dia miliki atau berputus asa dari apa yang tidak dimilikinya. Maka memikirkan bagaimana awal dirinya dan bagaimana kesudahannya nanti adalah merupakan obat paling manjur untuk mengobati sakit dan kesedihan. Demikian juga dengan mengetahui secara yakin bahwa apa yang akan menimpanya pasti tidak akan meleset atau luput dan begitu juga sebaliknya. 
            Perlu diketahui, bahwa Allah tidaklah membinasakan sesuatu negeri melainkan karena penduduknya berlaku zhalim. Oleh karena itu , sebelum musibah datang Allah mengingatkan agar orang-orang terpandang dimasyarakat melakukan sifat mungkar yang nantinya bisa memberikan azab kepada suatu negara tersebut. Dan nantinya malah akan merugikan dari negara tersebut.
            Jadi mulai saat ini marilah kita bersama-sama merenungkan apa yang telah kita lakukan selama ini dan juga kita harus mengubah diri kita untuk menjalankan semua yang diperintahkan Allah dan menjauhi semua larangannya. Dengan begitu Allah tidak akan memberikan musibah kepada kita.




Tema               : Dzikir yang Menentramkan, Dzikir yang Banyak
Khotib             : Ibnu Syarif
Tempat            : Masjid Nurul Iman, Untung Suropati, Bandar Lampung
Waktu                         : Jum’at, 16 November 2012

Dzikir yang menentramkan, Dzikir yang Banyak

            Praktek pembersihan diri itu dalam tasawuf disebut sebagai praktek takhliyah, yang artinya mengosongkan, membersihkan atau mensucikan diri. Seperti halnya kita ingin mengisi sebuah botol dengan air mineral yang bermanfaat.
Berzikir yang terus-menerus merupakan syarat untuk mendapatkan kecintaan dari Allah yang langgeng pula. Allah yang paling berhak untuk dicintai secara menyeluruh , diibadahi, diagungkan dan dimuliakan. Pekerjaan yang termasuk paling bermanfaat bagi seorang hamba adalah berzikir yang banyak. Zikir bagi hati itu laksana air bagi ladang pertanian, bahkan seperti air bagi ikan, ia takkan hidup tanpa air. 
Zikir itu bermacam-macam :
·                     Berzikir dengan menyebut asma Allah dan sifat-sifat-Nya, serta memujinya dengan menyebut asma dan sifat-Nya. 

·                     Tasbih ( mensucikan Allah dengan mengucapkan : Subhanallah ), tahmid ( memuji Allah dengan mengucapkan : Al-hamdu lillah ), takbir ( mengagungkan Allah dengan mengucapkan : Allahu Akbar), Tahlil (mengucapkan la ilaha illallah yang artinya tidak ada tuhan yang haq kecuali Allah) serta memuliakan Allah. Ini merupakan lafal zikir yang paling banyak diucapkan oelh kalangan orang-orang yang belakangan atau pada dewasa ini.
 
·                     Berzikir dengan hukum-hukum Allah, perintah-perintah-Nya serta laranganan-larangan-Nya dan ini merupakan zikir ahli ilmu. Bahkan ketiga zikir ini merupakan zikir mereka kepada Rabb-nya.
 
·                     Berzikir dengan firman-Nya yaitu dengan Al-Qur'an. Ini termasuk zikir yang paling utama. Allah berfirman : 

Dan barangsiapa yang berpaling dari zikir-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124) 
Yang dimaksud dengan zikir-Ku adalah kalam Allah yang telah diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu al-Qur'an.

Allah berfirman :
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. 13:28)
 
·                     Berdzikir dengan berdo'a kepada Allah, beristighfar (mohon ampunan) dan merendahkan diri di hadapan Allah
            Kita melakukan hal itu melalui 3 cara : al-ju’i atau lapar (membersihkan diri dari ketundukan hawa nafsu) as-sumtu atau diam (membersihkan diri dari penyakit yan tumbuh dari kejahatan lidah) dan Shaum.
            Setelah menempuh praktek pembersihan diri itu, para penempuh jalan tasawuf kemudian mengamalkan praktek tahliyah yang termasuk golongan ini adalah praktek dzikir.
            Dalam islam, seluruh amal ada batas-batasannya misalnya puasa kita hanya diwajibkan untuk menjalankannya di bulan ramadhan saja. Menurut imam ghozali, hanya ada satu amalan yang tidak dibatasi atau bisa untuk sebanyak-banyaknya yaitu dzikir.
Berdzikir kepada Allah harus sesuai dengan yang telah disyari'atkan oleh Allah dan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya, bukan bid'ah seperti yang dikerjakan oleh kaum sufi. Mereka berdzikir dengan dzikir yang dibuat-buat dan diada-adakan. Contohnya mereka menyebut : hu… hu… yang menurut mereka lafadz itu termasuk asma Allah. Dzikir semacam ini tidak dibenarkan sama sekali. Begitu juga mengenai bacaan shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam harus sesuai dengan yang terdapat dalam sunnah seperti shalawat Ibrahimiyyah ( yang dibaca pada tahiyyat dalam shalat ) dan lainnya yang sesuai dengan sunnah. 
Dalam amalan lain selain dzikir yang diutamakan adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Yang penting baik tidaknya amal bukan banyak tidaknya amal itu. Khusus untuk dzikir al-qur’an memakai kata sifat dzikran katsira bukan dzikran shaliha. Betapapun jelek kualitas dzikir kita, kita dianjurkan untuk berdzikir sebanyak-banyaknya. Karena dzikir harus kita lakukan sebanyak-banyaknya maka tidak ada batasan waktu untuk berdzikir.